2.28.2009

Ojek Perahu Banjir

Banjir selalu mendatangkan kerusakan dan kerugian. Namun di sisi lain ternyata banjir juga memberi peluang pekerjaan bagi tukang perahu, sehingga mata pencaharian tambahan. Apalagi banjir akibat luapan DAS Bengawan Solo terjadi setiap tahun. Sewa perahu itu terjadi ketika Tim FPBI pada banjir tahun 2008 lalu, untuk pengiriman nasi bagi penduduk Tim harus menyewa perahu untuk masuk ke Desa Kedungprimpen dengan perjalanan selama 3 jam. Beralihnya perahu sebagai ojek sepertinya sah-sah saja, tetapi alangkah baiknya Satlak PB setempat dapat memfasilitasi hal ini. Perhu di sewa untuk digunakan penduduk dan para pihak yang ikut membantu penanganan siaga bencana. Dengan sewa berkisar 50 sampai 100 ribu, hal ini amat membantu karena keterbatasan alat transportasi bencana di wilayah ini
»»  read more

2.26.2009

Prepardness Study G. Kelud

Setelah melalui diskusi ketat untuk membaca kembali sejarah 30 kali letusan Gunungapi Kelud sejak tahun 1000 sampai tahun 1990 di Posko Pasar Porong Baru, dengan inisiatif sendiri Tim Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) memutuskan untuk melakukan kegiatan Study Kesiapsiagaan dan Mitigasi Gunungapi Kelud (SKM-GK) selama 2 (dua) hari secara mandiri.


Point pengamatan di lakukan di Kecamatan Ngancar dalam radius 5 – 10 km dari kawah, dengan rencana kegiatan berupa antara lain : Koordinasi dengan Posko Satlak PB Kab. Blitar dan Kediri, Mencari data, peta dan jalur evakuasi, Sosialiasi evakuasi dan pengungsian ke penduduk, dan Koordinasi dengan Pos Pantau Margomulyo. Gunungapi Kelud memang mempunyai keunikan tersendiri beserta penduduk yang tinggal di lerengnya. Periode meletusnya antara 15 sampai 30 tahun sekali, sehingga memberikan pengalaman cukup banyak bagi penduduk di bawahnya, dan memberikan manfaat dan kesuburan bagi kehidupan dan perikehidupan di sekitarnya di samping juga membawa bencana bila waktunya tiba. Berdasarkan hasil SKM-GK dapat dikompilasi beberapa hal penting yang menarik tentang kesiapsiagaan dan mitigasi di wilayah koordinasi Satlak PB Kab. Kediri, antara lain : Kesiapsiagaan di tingkat Satlak PB Kab. Kediri cukup baik, hal ini terlihat terdapatnya Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Kelud yang diterbitkan oleh PVMBG, Bandung dan Data Wilayah Bencana, Evakuasi dan Pengungsian KRB I. Kesiapsiagaan di tingkat Satlak PB Kab. Blitar kurang baik, walaupun jumlah penduduk di kawasan rawan bencana mencapai 53.281 jiwa (KRB I dan II) belum terdapat persiapan sedikitpun titik evakuasi, titik penampungan pengungsi namun yang terlihat adanya petugas posko di Kantor Bakesbang yang kurang mempunyai pengetahuan cukup dalam penanggulangan bencana dan pengungsian.


Petugas mengalami kejenuhan dalam melakukan kesiapsiagaan meletusnya Gunungapi Kelud, Data jumlah penduduk di KRB I, II dan III terpampang berikut point-point evakuasi dan tempat pengungsian. Namun belum terdapat sosialisasi evakuasi dan pengungsian di tingkat penduduk semacam simulasi, simulasi hanya dilakukan di tingkat Posko Satlak PB setempat sehingga penduduk kurang memahami sehingga kebanyakan mengkonsumsi dari pemberitaan media akan ancaman bahaya tersebut, namun di sisi lain beberapa penduduk yang berusia lanjut justru mempunyai pengalaman akan letusan Gunungapi Kelud sejak 1951, 1966 dan 1990 sehingga mereka justru mempunyai persepsi yang rendah tentang ancaman risiko letusan gunung yang berada di wilayah Kerajaan Daha pada jaman dulu itu.
»»  read more
 

Nasib Kepedulian

Dialog Peduli


ShoutMix chat widget